Di Jakarta, pasti seringlah kita dengar jargon-jargon tongkrongan. Kalau bahasanya terdengar rada-rada bule, sinyal kita langsung bilang, “ciee anak Jaksel..”. Nah, beda tongkrongan beda bahasa, kalau kita lagi nongkrong trus kedengeran ada yang ngomong API API (E-Pi Ay), sinyal kita langusng bilang, “ciee anak start up..” 😂

Satu persatu unicorn Indonesia lahir, dan menginspirasi banyak orang khususnya anak muda. Beberapa istilah teknis programing juga jadi ikut-ikutan ngetrend. Hal ini bagus sekali, karena edukasi teknologi digital akhirnya terjadi secara organik dan menyebar jauh lebih cepat. Di era kolaborasi seperti sekarang ini, istilah API sudah semacam kata kunci pergaulan Jakarta. Ibarat lagi nongkrong ada gitar terus kita sikat kunci Mayor 7: biar jazz aja..

API atau Application Program Interface, adalah sebuah interface yang digunakan untuk menghubungkan antara satu aplikasi dengan aplikasi yang lain. Peran dari API adalah sebagai perantara yang menghubungkan aplikasi berbeda, baik dari platform yang sama maupun lintas platform.

Hmm, gini deh. Analogi sederhananya itu kayak menu makanan. Ada alasannya kenapa lontong yang dipakein bihun dan tahu terus disiram bumbu kacang disebut ketoprak. Menu makanan sengaja di desain sama si pemilik restoran supaya yang pesen makanan sama yang bikin makanannya sama-sama ngerti. Kalau mau test, coba aja ke tukang ketoprak, terus pesennya gini; “Bang, pesen lontong dipotong kecil-kecil, pake bihun sama tahu juga, terus siram bumbu kacang, jangan lupa kerupuk..”. Denger kita begitu, si abang paling jawabnya, “hah..?”. 

Jadi gitu ya, API adalah si gerobak kayu dengan tulisan KETOPRAK. Ga usah bingung-bingung, tinggal bilang aja, “bang, ketoprak satu ya..”. Satu bahasa, gampang, cepat, dan 86 (tau sama tau). #tuesdaysmartmouth